Kisah Si Senin Pagi
Tak ada yang istimewa dari Senin pagi yang agak mendung. Angin yang menerpa wajah mampu menjadi prolog dari cerita yang akan dikisahkan bibir-bibir manusia. Senin pagi, semua orang berbondong-bondong menuju kota. Memadatkan jalan raya yang basah karena hujan semalam. Aku selalu memilih angkutan umum untuk pergi ke kampus yang tak begitu jauh. Kuhentikan sebuah mobil angkot merah dipersimpangan jalan. Angkot merah pagi ini tak terlalu penuh. Hanya ada aku, seorang laki-laki berpakaian formal dan seorang wanita yang mungkin berusia 30-35 tahun. Tak ada percakapan sedikit pun. Yang terdengar hanya lagu Troye Sivan yang terdengar dari earphone yang tersambung pada ponselku. Aku merasa wanita di sebelahku memandangiku. Aku tersenyum melihatnya, dan wanita itu membalas senyumku. Aku kembali memandangi layar ponsel untuk memilih lagu-lagu yang ingin kudengarkan. "Neng," ucap wanita di sebelahku sambil menyentuh lengan kananku. Aku sedikit terkejut, lalu menoleh padany...