Puisi di Pojok Kelas
Seumpama aku, gadis balita yang diajari tentang imajinasi tatkala aku lebih suka melipat origami Seumpama aku, gadis yang baru mengenal persahabatan, diajari cara menggambar saat aku lebih suka menghitung peluang koin yang terlempar Seumpama aku, gadis yang masih begitu bingung, diajari cara menari ketika aku lebih suka menulis puisi Apakah aku bisa berimajinasi, menggambar dan menari? Tentu, aku mempelajarinya selama dua belas tahun di kelas-kelas edukasi Apakah aku bisa mencintai mereka? Bahkan waktu tak bisa berkata "iya" Aku menulis di ujung kelas tentang suka dan benci meski tak ada yang peduli Penaku bisu, bibirku kelu, dan hatiku kaku Bisakah aku menjadi diri sendiri? Bisakah aku kembali menjadi aku? Sayang, hidup begitu dinamis Tapi alirannya belum tentu manis Akulah si ikan salmon yang melawan arus Tapi aku dihancurkan dengan rakus Ibuku pernah berdoa, agar aku bisa berguna Aku selalu berharap, bukan hanya memperkaya diri sendiri Tapi jadi manusia yang hidup untuk di...